Kochia di Hitachinaka

fh010029

Ketika tinggal di satu tempat dalam jangka waktu yang bisa dikatakan cukup panjang, Salah satu hal yang menjadi kebiasaan setiap orang menurut saya adalah keinginan untuk mengeksplorasi tempat-tempat yang sekiranya menarik di sekitar tempat tinggal, pun dengan saya sendiri. Saya merasa beruntung sempat tinggal di daerah suburban dari sebuah kota kecil bernama Mito, Prefektur Ibaraki, ke arah utara kota Tokyo. Dari stasiun Ueno, kota kecil ini bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan kereta Limited Express atau 3-4 jam menggunakan kerta JR melewati Joban Line. Bukan type kota besar dengan masyarakat super sibuk yang memenuhi jalanan sepanjang hari, kota ini lebih seperti kota santai yang penduduknya mayoritas tidak terlihat terburu-buru sdeperti Tokyo, Yokohama atau Osaka. Cafe dan restoran di kiri kanan jalan, serta Galeri seni dan Mito Art Tower sebagai Landmark, yang semuanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Mito Station. Yang membuat saya bahagia sebagai seorang penghobi fotografi, adalah ada banyak taman serta hutan, air terjun, hingga pantai unik, khas Jepang, yang menyuguhkan berbagai macam pemandangan alam dan atraksi yang dijamin memanjakan mata sepanjang tahun. Dan salah satu favorit saya adalah Hitachinaka Seaside Park, sebuah taman rekreasi pinggir pantai seluas 190 hektar atau setara 7 kali luas Yoyogi Park di Tokyo. Dari kota Mito, saya harus naik kereta JR melalui Joban line  lalu turun di stasiun Katsuta, disini saya harus berganti kereta, saya menyebutnya kereta kampung, karena bentuknya yang memang jadul, hanya 1 atau 2 gerbong dan masih menggunakan diesel, hehehe. Kira-kira 30 menit dari Katsuta Eki menuju Hitachinaka eki menggunakan kereta ini. Biasanya, pada musim-musim ramai seperti musim Kochia, Tiket masuk taman bisa dibeli di Stasiun, dengan harga sudah termasuk biaya bus dari stasiun ke pintu taman.  fh000031fh000032fh010009

Bukan saja untuk ukuran kota Mito, Taman ini menurut saya adalah salah satu taman terbaik yang ada di seluruh negeri. Selain ada berbagai macam tanaman, bunga serta atraksi menarik untuk segala umur, taman ini juga merupakan venue dari perhelatan musik rock terbesar di Jepang, Rock in Japan Festival yang diadakan setiap musim panas. Tapi yang paling membuat saya jatuh cinta dengan taman ini adalah Kochia ( Bassia dalam bahasa inggris) pada pertengahan oktober di musim gugur. Biasanya pada musim gugur, hal yang dilakukan oleh banyak orang Jepang dan Turis yang mengunjungi jepang adalah melihat Koyoo, atau perubahan warna daun yang memudar merah. Tapi Pertengahan oktober, masih terlalu awal untuk daerah Kanto dan sekitarnya. Tapi pada masa inilah Kochia sdang berubah warna menjadi merah. Sepanjang mata memandang, hamparan Kochia merah memberikan kesan yang sangat  nyaman kepada mata saya, dikelilingi oleh beberapa bunga kosmos yang tidak kalah cantiknya, dan yang membuat penghobi foto seprti saya merasa bahagia adalah keriuhan para pengunjung yang begitu ramai, namun tetap bersih dan tertib, khas Jepang. Ah, memang negara ini benar-benar bisa memberikan beragam emosi dengan segala hal yang ada di dalamnya.

dsc_0174dsc_0190dsc_0192dsc_0214dsc_0229dsc_0210dsc_0196dsc_0197dsc_0186dsc_0166dsc_0167dsc_0173dsc_0288fh010010fh000029

 

7 thoughts on “Kochia di Hitachinaka

  1. Wah photo nya keren keren.. jadi mupeng ke Jepang nih. Semoga bisa kesampean tahun depan. Daunnya merah merah gitu ya, terus full bunga bunga. Boleh ya pijek rumput terus photo Deket bunga bunga kek gitu? Cantik cantik fotonya.

    Like

    1. Waah, amiin. Tapi hati2 kak, sekali ke Jepang, pasti pengen nambah lagi nantinya, kangennya sampe ke ubun-ubun, hahahaha
      Iya diperbolehkan kok, ada jalur khusus untuk yang ingin berfoto di antara bunga-bunganya, untuk area yang tidak boleh diinjak, ada batasnya sendiri.

      Like

Leave a comment